Minggu, 04 Juli 2021

Beberapa Penyebab Kejang Demam (Step) Pada Anak

Kejang pada saat anak demam (step), sering membuat orangtua khawatir. Kondisi ini sering terjadi pada sekitar 2-4 persen anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun. Masyarakat sering menghubungkan step dengan kondisi epilepsi dan gangguan perkembangan anak. Namun, benarkah hal tersebut?

Apa itu kejang demam (step)?

Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), step adalah kejang yang terjadi saat ada peningkatan suhu tubuh.sr12

Biasanya, anak yang mengalami kejang demam memiliki suhu lebih dari 38°Celcius dan menyebabkan suatu proses pada luar otak.

Kondisi ini terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun dengan gejala demam yang mendahului kejang. Gejala step yaitu:

- Anak tidak sadar saat kejang, setelah kejang kesadaran biasanya kembali, kaku pada kaki atau tangan,

- Kaki atau tangan tegang dan bergerak tidak beraturan, hingga mata mendelik atau berkedip-kedip.

Berdasarkan gejala yang timbul, step terbagi atas dua jenis. Pertama, kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit, tidak berulang dalam 24 jam, dan terjadi di seluruh tubuh.

Kedua, kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari 15 menit, dapat berulang dalam 24 jam, dan hanya terjadi pada salah satu bagian tubuh.

Penyebab kejang demam (step)

Belum ada penyebab pasti dari kondisi ini. Namun, mengutip dari Kids Health, beberapa kasus menunjukkan bahwa kondisi ini ada hubungannya dengan virus.

Selain itu, penyebab kejang demam atau step pada anak adalah sebagai berikut.

- Cara otak anak yang sedang berkembang bereaksi pada kondisi demam tinggi.

- Suhu tinggi karena adanya peradangan atau penyakit infeksi anak.

- Faktor genetik.

Step pada setiap anak berbeda-beda. Ada anak yang kejang saat suhu tubuh mencapai 38°Celcius, ada juga yang baru kejang saat suhunya lebih dari 40°Celcius.

Pada kasus yang sangat langka, step bisa terjadi sebagai efek samping imunisasi.

Kemungkinan kejang demam terjadi berulang

Pada sebagian kasus, kondisi step pada anak dapat berulang. Kemungkinan kejang berulang terutama pada tahun pertama kehidupan bayi.

Faktor yang memengaruhi risiko anak kejang demam berulang yaitu:

- Riwayat dalam keluarga,

- Usia kurang dari 12 bulan,

- Temperatur yang rendah saat kejang, dan

- cepatnya kejang setelah demam.

Apabila ibu menemukan faktor-faktor di atas, maka kemungkinan step akan berulang sekitar 80 persen.

Sementara itu, apabila tidak ada faktor risiko, kemungkinan berulang sebesar 10-15 persen.

Apakah kejang demam berbahaya?

Sampai saat ini tidak ada laporan kematian anak karena step. Kecacatan sebagai komplikasi juga tidak pernah ada laporannya.

Perkembangan motorik, mental, dan kecerdasan pada anak yang terlahir normal, umumnya tetap normal meski pernah mengalami kondisi ini. Kejang demam biasanya menghilang dengan sendirinya saat anak berusia 5 tahun. Kejadian epilepsi terjadi pada kurang dari 5 persen anak dengan step.

Ada beberapa hal yang membuat kejang demam memicu epilepsi, seperti:

adanya kelainan perkembangan sebelum terjadinya step pertama,

step kompleks, atau

riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.

Setiap faktor risiko meningkatkan kemungkinan terjadinya epilepsi sebesar 4-6 persen. Apabila ibu menemukan semua faktor, kemungkinan epilepsi meningkat sampai 10-49 persen.

Apabila kejang terjadi di luar rentang usia 6 bulan sampai 5 tahun, atau setelah kejang anak tetap tidak sadar, dokter akan melakukan beberapa pemerriksaan.https://creampemutihwajah.net/virgin-coconut-oil/

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda